Batal Nikahkan Anak, Dikenal Legislator Humoris

Kepergian Wito Argo menimbulkan luka mendalam. Tidak hanya bagi keluarga, tapi juga sesama koleganya di DPRD Kota Batu. Seperti apa sosok Wito Argo?

ARIS SYAIFUL ANWAR
RUMAH di Jalan Diponegoro, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji itu tidak pernah sepi. Tamu datang silih berganti. Rata-rata mengenakan busana hitam, dilengkapi kopiah hitam untuk kunjungan tamu laki-laki.
Mereka datang untuk takziah atas meninggalnya Wito Argo, anggota DPRD Kota Batu sekaligus bakal calon wali kota (bacawali) PDIP, pada Pilkada Kota Batu 2017 mendatang. Jika tidak dipanggil yang maha kuasa, Wito akan bersaing dengan kader lain dari PDIP untuk memperebutkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PIPD Megawati Soekarno Putri.
Di depan rumah duka, berderet ucapan bela sungkawa. Ada ucapan dari instansi pemerintah hingga swasta, dan partai politik (parpol). Tapi paling banyak dari petinggi PDIP. Seperti ucapan dari Megawati Soekarno Putri, Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto, dan Wasekjend PDIP Ahmad Basarah.
Selain kiriman bunga bela sungkawa, juga hadir koleganya sesama anggota DPRD. Di antaranya, Ketua DPRD Cahyo Edi Purnomo, Helly Suyanto, Didik Machmud, Nurochman, Hari Danah Wahyono. Pimpinan partai PDIP juga turut hadir, seperti Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari dan Ketua DPC PDIP Kota Batu Suliadi.
Wito meninggal dalam perjalanan Malang-Bromo, saat mengikuti event trail bertajuk ’Orange Day Adventure Trail Big Bike Indonesia’, Sabtu (21/5). Seharusnya dia menempuh perjalanan sepanjang 90 kilometer, dari Malang-Bromo. Tapi sesampainya di Dusun Rojopatang, Desa Gerpu, Kecamatan Tutur, Pasuruan, Wito mengeluhkan kesehatannya sehingga meminta rombongan beristirahat. Di lokasi itu, tiba-tiba dia terjatuh dan meninggal. Diduga mengidap serangan jantung.
Di mata keluarga, Wito dikenal sebagai sosok yang suka bercanda. Di sela-sela kesibukannya sebagai petani apel sekaligus legislator, Wito masih menyempatkan waktu berlibur bersama keluarganya. ”Ayah juga gampang bergaul,” ujar Erai Syafira Puspita, anak pertama dari dua bersaudara itu.
Pantas dia terpukul setelah ditinggal ayahnya. Bahkan, gadis yang rencananya menikah pada Maret 2017 mendatang itu selalu teringat kenangan indah bersama sang ayah. Semasa kecil, Wito kerap mengajaknya jalan-jalan. Yang paling berkesan saat diajak berlibur ke Pulau Dewata. Di Bali, Wito ikut kejuaraan off-road. Hampir setiap hari, Ira digendong di pundak sejak pagi hingga sore hari. ”Semua pengalaman bersama ayah sangat berkesan,” kata gadis berusia 27 tahun itu.
Sebelumnya, Ira tidak mendapat firasat apa-apa. Saat berada di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Ira mendapat kabar dari tantenya bahwa ayahnya sakit keras. Padahal, kala itu Wito sudah meninggal.
Boleh jadi, keluarganya tidak memberitahu langsung kondisi Wito karena tidak ingin mengganggu konsentrasi Ira. ”Saya langsung pamit ke kapten untuk pulang karena ayah sakit keras,” kata Ira.
Ira langsung pulang dan sampai di Kota Batu pada pukul 10.30. Dia melihat ayahnya sudah di dalam keranda. Dia menangis. Sementara ibunya, juga menangis di dalam kamar karena masih terguncang. ”Dua hari yang lalu, saya ditelepon ayah. Saya sudah tahu kalau mau ngetrail ke Bromo,” kata alumnus Sastra Inggris Universitas Brawijaya (UB) itu.
Terakhir dia bertemu dengan ayahnya, sekitar tiga minggu yang lalu. Waktu itu hanya membicarakan rencana pernikahan Ira. ”Ayah yang meminta untuk pernikahannya Maret tahun depan. Sebab sudah masa tenang selesai pilkada Batu,” kata Ira, alumni SMAN 1 Batu ini.
Dia mengenal ayahnya dari dulu adalah petani apel yang suka hobi otomotif. Kebun apel yang dikelola Wito milik keluarga secara turun-temurun.
”Sehari sebelum berangkat, saya sarankan untuk mengurangi hobinya. Karena tugas menjadi wakil rakyat juga banyak,” kata Agus Indra, saudara Wito.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo mengaku kehilangan. Kepergian Wito membuat rekan-rekannya sesama legislator terpukul. Apalagi di kalangan dewan, Wito dikenal humoris dan suka bergaul. ”Saya kenal dekat pak Wito. Karena sudah dua periode bersama beliau. Loyak ke partai juga,” kata Cahyo yang juga politisi PDIP itu.(*/c1/dan)

 

Similar Posts