MALANG KOTA – Pelemahan sektor properti di semester pertama tahun berjalan tak hanya memukul sektor properti kelas menengah ke atas. Namun, para pengembang properti yang berada di segmentasi menengah ke bawah pun juga ikut merasakan dampak pelemahan ini.

Hal tersebut dirasakan betul Ketua DPC Realestat Indonesia (REI) Komisariat Malang Umang Gianto. ”Wah, kondisinya sedang benar-benar tidak baik. Berat sekali bisnis di semester pertama. Pengembang lain juga merasakan hal ini kok,” kata Umang di kantor Jawa Pos Radar Malang, semalam.

Umang melanjutkan, pelemahan tersebut juga dirasakan oleh dirinya yang mengembangkan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di perumahan PT Bulan Terang Utama, Madyopuro, Kota Malang. Serapan masyarakat menunjukkan tren yang melemah.

Segmentasi masyarakat menengah ke bawah memang cukup terdampak. Mereka lebih memilih menunda keinginan membeli rumah daripada tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. ”Semester pertama tahun ini saya lebih banyak membangun namun sedikit sekali yang melakukan pembelian. Meski begitu, kami masih memiliki ribuan user yang masuk daftar list kami. Semoga keadaan ini lebih baik lagi di semester dua mendatang,” jelas pria yang sudah puluhan tahun bergelut di bisnis properti tersebut.

Di sisi lain, untuk menggenjot pertumbuhan serapan pembelian masyarakat, pemerintah sebenarnya sudah memberi sejumlah stimulus. Salah satunya dengan menurunkan uang muka pembelian rumah dan kelonggaran lainnya.

Namun, efek dari berbagai regulasi tersebut tak bisa dirasakan dalam waktu sebulan dan dua bulan. Para pengembang memprediksi kondisi membaik bisa jadi baru dirasakan memasuki akhir tahun mendatang. Sebab, secara makro, kondisi ekonomi hingga saat ini juga belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan ekonomi. Kondisi ini membuat pengembang juga ikut mengerem pembangunan rumah. Di satu sisi serapan masyarakat belum begitu bagus, di sisi lain harga-harga bangunan terus terkerek naik.

Data yang dimiliki Jawa Pos Radar Malang menunjukkan, hingga Mei kemarin terjadi pelemahan penyaluran kredit properti di angka 0,43 jika dihitung secara year on year (YoY). Dari Mei tahun lalu di angka Rp 793,03 miliar menuju angka Rp 789,60 miliar pada Mei tahun ini.

Dihitung secara month to month juga tidak begitu bagus, terjadi pelemahan di angka 0,63 persen. Untuk diketahui, pada April lalu, seluruh perbankan di wilayah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang menyalurkan kredit KPR di angka Rp 794,63 miliar. Sementara dari hitung-hitungan year to date (YtD), juga terjadi pelemahan di angka 0,96 persen. (did/c2/lia)

 

Similar Posts