Category: Malang Raya

  • Gawat, Tahanan Pelaku Pemerkosaan Kabur

    KEPANJEN – Polres Malang dibikin pusing oleh ulah Choirul Anam, 30, warga Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan. Tersangka kasus pemerkosaan yang baru tertangkap dan tengah menjalani proses pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) tersebut, sekitar pukul 18.00, Jumat petang tadi, kabur dari ruang tahanan sementara, Satreskrim Polres Malang. Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Kanjuruhan, siang tadi, tersangka baru dikirim dari Polsek Poncokusumo. Choirul berurusan dengan polisi akibat terbukti memperkosa inisial WJ, 26, warga Dusun Baran Nongkosewu, Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo. Setelah dilimpahkan, tersangka menjalani sejumlah proses pemeriksaan di ruang UPPA Polres Malang. Nahas, petaka kemudian terjadi sekitar 18.00, selepas magrib tadi. Rupanya tersangka menjebol atap tahanan lalu kabur lewat belakang Mako Polres Malang dengan menuruni dinding paling belakang ruang Satreskrim. ketinggian sekitar 6 meter. Setelah berhasil menuruni tembok, ia langsung kabur ke barat melewati yang kondisinya berupa jurang sungai dengan kedalaman sekitar 6 meter dan barongan bujur sangkar. Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Adam Purbantoro ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan pihaknya masih menunggu bantuan berupa anjing pelacak dari Satbrimbob Ampeldento. “statusnya bukan tahanan, dia masih dalm proses pemeriksaan,” tukasnya.(zal)

  • Begini Karya Anyaman Rotan Buatan Siswa SD

    PAKIS – Pengrajin rotan kini mendapat angin segar. Sebab, generasi penerus mereka kini dipersiapkan mulai dari tingkat SD. Sebanyak 15 dari SDN Banjarrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang terlihat asyik menganyam rotan hingga menjadi sebuah karya seni seperti vas bunga, tempat payung hingga topi hias. Menurut Kepala Sekolah SDN Banjarrejo 2, ekstrakurikuler menganyam memang sengaja dipilih guna mengembangkan bakat dan ketrampilan siswa. ” Rotan kini menjadi pilihan, sebab berbahan dari alam dan tahan lama,” ujarnya Selasa,(19/4) Biasanya, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu setelah pulang sekolah. Tujuannya, mempersiapkan generasi muda sesuai dengan bakat yang dimiliki serta mempersiapkan mereka menjadi pengrajin rotan sejak dini. Dia menilai, nantinya juga mengajarkan anak berwirausaha di masa depannya kelak. (dia/lia)  

  • Anton Resmi Geber Gerakan Ayo Salat Berjama’ah

    MALANG KOTA–Ayo salat berjamaah di awal waktu. Kali ini ajakan ini tidak hanya datang dari kitab-kitab agama atau buku sekolah. Wali Kota Malang Moch. Anton kemarin (25/5) resmi mengeluarkan surat edaran yang berisi tentang gerakan salat berjamaah di awal waktu. Surat edaran bernomor 222/SE/1397/35.73.133/2016 tersebut resmi diedarkan mulai kemarin. Kepada wartawan, Anton kemarin sudah menunjukkan surat edaran yang akan disebar tersebut. ”Kami sudah sosialisasikan kepada forkompimda tadi malam (24/5). Agenda ini masih berkaitan gerakan mematikan televisi yang sudah dicanangkan beberapa waktu yang lalu,” kata Anton. Edaran yang berisi imbauan untuk melakukan salat fardhu berjamaah ini ditujukan kepada beberapa instansi mulai dari aparatur sipil negara (ASN), satuan kerja perangkat daerah (SKPD), unit pelaksana teknik daerah (UPTD), sekolah, pesantren, madrasah, dan sejumlah instansi lain yang ada di Kota Malang. ”Termasuk di antaranya Lembaga Instansi Vertikal, BUMN, dan BUMD,” papar Anton. Imbauan ini merupakan langkah lanjutan pemkot setelah diberlakukannya gerakan mematikan televisi yang digagas oleh Dinas Pendidikan Kota Malang pada tanggal 2 Mei silam. ”Melalui surat edaran ini, maka seluruh muslim diimbau untuk menghentikan seluruh kegiatan ketika azan berkumandang dan segera melakukan salat fardhu berjamaah,” papar Anton. Tidak hanya dilakukan di jam-jam kerja, Anton berharap, imbauan ini juga dilaksanakan di seluruh lima waktu salat mulai dari Subuh hingga Isya. ”Era globalisasi selain memberikan dampak yang baik di segala lini, juga melahirkan efek negatif yang juga semakin beragam. Karena itu, dengan diedarkannya imbauan ini, pemerintah berharap bisa meningkatkan keimanan masyarakat Kota Malang,” papar Anton. Dengan meningkatnya iman setiap individu, maka peluang terjadinya perbuatan-perbuatan negatif bisa terhindari. ”Gerakan salat di awal waktu ini sekaligus mendukung visi Kota Malang sebagai Kota Bermartabat,” tandasnya.(iik/c1/riq) selengkapnya baca koran Radar Malang edisi Kamis (26/5)  

  • Pemkot-Investor Adu Kuat di Mahkamah Agung

    MALANG KOTA – Perseteruan antara investor proyek jacking (gorong-gorong) PT Citra Gading Asritama (CGA) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kian meruncing saja. Kedua institusi ini bahkan siap adu kuat di Mahkamah Agung (MA). Upaya hukum berupa kasasi yang sudah dilakukan PT CGA ke MA pada 21 Maret lalu, ditandingi Pemkot Malang dengan melayangkan surat kontra kasasi ke MA pada awal April. PT CGA mengajukan kasasi ke MA itu untuk ’melawan’ putusan Pengadilan Tinggi (PT) Jatim pada 12 Februari lalu, yang membebaskan Pemkot Malang dari tanggungan Rp 14,5 miliar ke PT CGA. Padahal, putusan Pengadilan Negeri Kota Malang mewajibkan Pemkot Malang membayar Rp 14,5 miliar ke PT CGA. Kasus ini berawal dari pelaksanaan proyek gorong-gorong dengan sistem jacking sepanjang 1,3 kilometer di Jalan Bondowoso yang dimulai 2013 lalu. Saat itu, Kota Malang masih dipimpin Peni Suparto. Proyek tersebut bernilai Rp 38,48 miliar. Kontrak pun ditandatangani per 1 Juli 2013. Investor hanya diberi waktu enam bulan. Itu artinya, pada Desember 2013 proyek sudah harus selesai. Sistem jacking itu adalah gorong-gorong dengan menggunakan pipa beton (box culvert) berdiameter 2,5 meter yang diletakkan di bawah badan jalan raya. Nah, setelah wali kota berganti ke Moch. Anton pada September 2013, PT CGA melakukan adendum ulang. Sesuai adendum itu, gorong-gorong harus tuntas pada 2014. Pada akhir 2014, PT CGA menyatakan proyek sudah tuntas. Hanya saja saat itu PT CGA baru menerima dana sekitar Rp 24 miliar. Sehingga, PT CGA menagih sisa pembayaran senilai Rp 14,5 miliar. Di sinilah polemik terjadi. Sebab, Pemkot Malang menyatakan proyek sepanjang 1,3 kilometer itu belum tuntas, sehingga belum mau membayar ke PT CGA. Karena tidak ada titik temu, PT CGA menggugat ke PN Kota Malang hingga diputuskan jika Pemkot Malang wajib membayar Rp 14,5 miliar ke PT CGA. Tak menerima putusan PN tersebut, Pemkot Malang mengajukan banding ke pengadilan tinggi dan menang. Pada 12 Februari lalu, pemkot mendapatkan salinan putusan Pengadilan Tinggi Jatim mengabulkan gugatan balik itu. Sehingga pemkot lepas kewajiban membayar sisa kekurangan dana tersebut. Kepala Bagian Hukum Pemkot Malang Tabrani mengungkapkan, pihaknya sudah memasukkan surat kontra memori kasasi ke MA pada awal bulan lalu. ”PT CGA melalui kuasa hukumnya mengajukan kasasi ke MA pada 21 Maret …

  • Cerita Pelacur, WS Rendra, dan Bulan Purnama di Candi Badut

    Malang Kota – Malaikat penjaga Firdaus. Wajahnya tegas dan dengki dengan pedang yang menyala menuding kepadaku. Maka darahku terus beku. Maria Zaitun namaku. Pelacur yang sengsara. Kurang cantik dan agak tua. Demikian penggalan puisi karya sastrawan WS Rendra berjudul Nyanyian Angsa. Puisi panjang tersebut menceritakan tentang penderitaan seorang pelacur yang bertobat tetapi tidak diterima oleh masyarakat. Dibacakan oleh seniman Kota Malang Dewi Nur Haliza, puisi tersebut menjadi salah satu rangkaian pertunjukan dalam gelaran Mbulan Andadari Badut. Ini merupakan gelaran kedua festival bulan purnama di pelataran Candi Badut, Kabupaten Malang. Bulan purnama kali ini, baik jumlah penampil dan penonton lebih banyak. Masih dengan nuansa kesederhanaan, penyelenggaraan seni-tradisi masyarakat setempat di altar candi itu dilengkapi dengan panggung, lighting, dan soundsystem yang sederhana. Lilin-lilin yang dinyalakan di sekeliling candi membuat suasana malam semakin syahdu. Bukan hanya pembacaan puisi, beragam kesenian ditampilkan. Di antaranya tari Remo, tari kreasi dari Budi Ayuga Dancer, seni bantengan dari kelompok Gemulo Singo Menggolo, Karangbesuki, kolaborasi monolog-gerak-musik akustik yang dibawakan seniman Syamsu dan Meilia, hingga kidungan dan parikan oleh Cak Marsyam. “Umur bumi ini sudah berjuta tahun, termasuk rembulan. Tetapi sejak diterangi listrik, rembulan kita lupakan,” ujar Prof Djoko Saryono yang hadir memberikan orasi budaya. Menurut dia, keberadaan festival bulan purnama itu mengajak masyarakat merasakan kehadiran rembulan kembali. Sebab, rembulan merupakan tanda kebahagiaan. (lil)  

  • Okky Madasari: Para Penulis Tak Perlu Takut

    MALANG KOTA-”Kalau takut menulis, kita tidak akan menghasilkan tulisan apa-apa,” kata sastrawan Okky Madasari ketika berdiskusi dengan para mahasiswa di Kafe Pustaka Universitas Negeri Malang (UM) Jum’at siang (27/5). Diskusi kemarin merupakan salah rangkaian dalam lawatan Okky kesejumlah kota. Di UM, Oky berbicara dalam diskusi bertema Sastra, Perlawanan Simblik-Tekstual dan Kekuasaan: Meneropong Novel Okky Madasari. Dalam diskusi yang berlangsung sekitar dua jam itu, Okky ditemani Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) Prof Djoko Saryono. Perempuan 31 tahun yang sudah menerbitkan lima novel ini lantas menjelaskan keberaniannya dalam menulis novel berjudul Pasung Jiwa. Novel ini berbuah kontroversi karena mengangkat cerita dengan setting kekejaman rezim orde baru.”Saat terbitnya novel Pasung Jiwa, bukan saya yang takut melainkan penerbitnya yang gentar. Bagi saya ini bukan kesalahan, namun kenyataan yang harus dibeberkan,” tegasnya yang disambut tepuk tangan mahasiswa. Peraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2012 mengatakan kalau kenyataan perlu disampaikan. Jika ada yang merasa emosi pada karyanya, maka bisa jadi cerita dalam novel Okky benar-benar terjadi. Terkait literasi di Malang, Okky mengaku optimis dengan dunia literasi yang ada di kota pendidikan ini.”Penulis muda di Malang memiliki potensi karena saya melihat mereka sangat aktif, apalagi saat ini menerbitkan karya satra tidak perlu biaya yang besar, saya yakin Malang akan semakin berkembang,” jelas istri Abdul Khalik ini. Sementara itu, Prof Djoko Saryono menyebut karya yang diangkat Okky ini ibarat makanan dengan nutrisi tinggi. Sayangnya, karya tersebut masih kalah dengan karya cepat saji seperti buku-buku dengan judul 30 Menit Menjadi Orang Sukses dan beberapa buku tentang cara instan. Buku yang berisi tips cepat tersebut memiliki penjualan yang jauh lebih laris namun kurang nutrisi, layaknya makanan cepat saji. Sedangkan karya Okky jauh lebih sehat dengan rasa yang kurang disukai, karena gaya bahasanya yang berat dan memiliki kualitas sastra yang mumpuni.”Mereka yang bergerak di jalan ini saya sebut pejuang literasi, karena menjadi seorang penulis seperti ini tidak memberikan kekayaan harta yang melimpah,” jelas Guru Besar Bahasa Indonesia UM ini. Djoko melanjutkan, hasil karya Penulis novel Entrok ini dia ibaratkan oase kala dominasi buku yang tidak bernutrisi laris dibeli. Selain itu, menggemanya media sosial serta dunia online kian mengikis minat para generasi muda untuk membaca …

  • Ini Tanggapan Himpunan Jagal di Malang Soal Harga Daging Rp 80 Ribu Perkilo

    Ketua Seksi Jagal Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia (HPMI) Kota Malang Abu Hasan mengatakan, keinginan Presiden Jokowi agar daging sapi Rp 80 ribu per kilogram, menurut dia bisa dibilang mustahil. ”Karena sapi di Malang ini kekurangan, makanya sapi mahal dan otomatis daging juga mahal,” kata pria yang juga berprofesi sebagai jagal sapi tersebut. Saat ini saja, harga daging paling murah masih Rp 105 ribu. Itupun menurut Abu Hasan sudah turun setelah harga sapi di Malang turun rata-rata Rp 1 juta untuk satu ekor. ”Mungkin bisa turun lagi, kalau sampai Rp 80 ribu saya kira tidak,” tambahnya. Salah satu solusi agar daging sapi bisa turun hingga menembus Rp 80 ribu dalam satu kilogram, adalah mendatangkan sapi impor brahma dari Australia. ”Dagingnya juga impor, mungkin bisa murah,” jelasnya. Sedangkan untuk di Malang, kondisi minimnya sapi karena banyak perusahaan pedagang yang memilih menjual sapi mereka ke perusahaan penggemukan. ”Makanya sapi minim sekali di pasaran,” tambahnya. Sebelumnya, Presiden Jokowi menargetkan harga daging sapi bisa Rp 80 ribu per kilogram. Para menteri pun saat ini sedang memutar otak untuk memenuhi target berat itu. Disebut target berat karena dalam beberapa tahun terakhir harga daging berkisar Rp 100 ribu per kilogram.(zya/riq)  

  • Sosok Wito Argo (Bacawali PDIP) di Mata Keluarga

    Batal Nikahkan Anak, Dikenal Legislator Humoris Kepergian Wito Argo menimbulkan luka mendalam. Tidak hanya bagi keluarga, tapi juga sesama koleganya di DPRD Kota Batu. Seperti apa sosok Wito Argo? ARIS SYAIFUL ANWAR RUMAH di Jalan Diponegoro, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji itu tidak pernah sepi. Tamu datang silih berganti. Rata-rata mengenakan busana hitam, dilengkapi kopiah hitam untuk kunjungan tamu laki-laki. Mereka datang untuk takziah atas meninggalnya Wito Argo, anggota DPRD Kota Batu sekaligus bakal calon wali kota (bacawali) PDIP, pada Pilkada Kota Batu 2017 mendatang. Jika tidak dipanggil yang maha kuasa, Wito akan bersaing dengan kader lain dari PDIP untuk memperebutkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PIPD Megawati Soekarno Putri. Di depan rumah duka, berderet ucapan bela sungkawa. Ada ucapan dari instansi pemerintah hingga swasta, dan partai politik (parpol). Tapi paling banyak dari petinggi PDIP. Seperti ucapan dari Megawati Soekarno Putri, Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto, dan Wasekjend PDIP Ahmad Basarah. Selain kiriman bunga bela sungkawa, juga hadir koleganya sesama anggota DPRD. Di antaranya, Ketua DPRD Cahyo Edi Purnomo, Helly Suyanto, Didik Machmud, Nurochman, Hari Danah Wahyono. Pimpinan partai PDIP juga turut hadir, seperti Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari dan Ketua DPC PDIP Kota Batu Suliadi. Wito meninggal dalam perjalanan Malang-Bromo, saat mengikuti event trail bertajuk ’Orange Day Adventure Trail Big Bike Indonesia’, Sabtu (21/5). Seharusnya dia menempuh perjalanan sepanjang 90 kilometer, dari Malang-Bromo. Tapi sesampainya di Dusun Rojopatang, Desa Gerpu, Kecamatan Tutur, Pasuruan, Wito mengeluhkan kesehatannya sehingga meminta rombongan beristirahat. Di lokasi itu, tiba-tiba dia terjatuh dan meninggal. Diduga mengidap serangan jantung. Di mata keluarga, Wito dikenal sebagai sosok yang suka bercanda. Di sela-sela kesibukannya sebagai petani apel sekaligus legislator, Wito masih menyempatkan waktu berlibur bersama keluarganya. ”Ayah juga gampang bergaul,” ujar Erai Syafira Puspita, anak pertama dari dua bersaudara itu. Pantas dia terpukul setelah ditinggal ayahnya. Bahkan, gadis yang rencananya menikah pada Maret 2017 mendatang itu selalu teringat kenangan indah bersama sang ayah. Semasa kecil, Wito kerap mengajaknya jalan-jalan. Yang paling berkesan saat diajak berlibur ke Pulau Dewata. Di Bali, Wito ikut kejuaraan off-road. Hampir setiap hari, Ira digendong di pundak sejak pagi hingga sore hari. ”Semua pengalaman bersama …

  • Tunggu Rekom, Bacawali Meninggal Saat Ikuti Even Trail

    Ikut Ngetrail ke Pasuruan, Meninggal saat Istirahat KOTA BATU – Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Batu dari PDIP, Wito Argo, 55, tutup usia, sekitar pukul 14.00 kemarin (21/5). Warga Jalan Diponegoro, Desa Tulungrejo, RT 1/ RW 2, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, ini diduga meninggal karena serangan jantung. Sekretaris DPC PDIP Kota Batu itu meninggal saat mengikuti event trail bertajuk ’ComproGear.com Adventure Trail Big Bike Indonesia’ Rampal–Malang di Dusun Rojopatang, Desa Gerpu, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, yang digelar kemarin. Dari berbagai sumber yang diolah Jawa Pos Radar Malang, peristiwa ini berawal saat Wito yang juga anggota Komisi B DPRD Kota Batu itu mengikuti event trail dari Rampal Kota Malang. Ketika start di Lapangan Rampal, kemarin pukul 08.00, dia sehat-sehat saja. Nah, baru saat melintasi Dusun Rojopatang, Desa Gerpu, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, ini tiba-tiba Wito kurang nyaman. Sehingga, dia meminta untuk istirahat. ”Menurut teman-teman yang ngetrail, almarhum bilang ngantuk,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiono di sela-sela mengevakuasi jenazah. Permintaan korban pun, lanjut Bagyo, langsung dituruti teman-teman peserta ngetrail. Mereka sepakat istirahat terlebih dahulu. ”Karena jarak yang ditempuh memang lumayan panjang,” imbuh pria tiga putra tersebut. Nah, ketika istirahat, Wito tampak berdiri. Namun saat berdiri, tiba-tiba dia terjatuh lagi. ”Dan akhirnya sampai meninggal. Kemungkinan kena serangan jantung. Tapi pastinya masih nunggu dari pihak berwajib,” ungkap dia. Sementara itu, info dari salah seorang panitia, Wito Argo seharusnya menempuh perjalanan sepanjang 90 kilometer. Start dari Lapangan Rampal, Kota Malang, dan finis di Gunung Bromo. Rute yang dilintasi adalah Nongkojajar (Pasuruan), Jabung (Kabupaten Malang), dan Bromo (Probolinggo). Sementara itu, semasa hidupnya, pria kelahiran  1961  yang biasa dipanggil dengan panggilan Wito Tembel ini dikenal sebagai sosok yang humoris dan mudah bergaul. Wito bisa menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekelilingnya. Bahkan, karena sikapnya yang menyenangkan itu, dia dikenal banyak orang. Wito pun bisa duduk di gedung DPRD Kota Batu selama dua periode. Dia kini menjadi anggota komisi B. Tak hanya itu, Wito juga menjadi salah satu bakal Calon Wali Kota Batu dalam penjaringan yang dilakukan oleh DPC PDIP Kota Batu. Nama Wito masuk di antara delapan nama bakal calon wali kota dan wakil wali …

  • Demi Target Jokowi, Disperindag Gelar Operasi Pasar Sebulan Penuh

    MALANG KOTA–Target Presiden Jokowi agar daging sapi bisa di bawah Rp 80 ribu sebelum Lebaran, mendapatkan tanggapan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang. Salah satu yang akan dilakukan adalah menggelar operasi pasar dalam satu bulan ke depan. Selain itu, disperindag juga masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. Setelah itu, pihaknya akan mengoordinasikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. ”Masih akan kami koordinasikan. Karena masing-masing provinsi punya kebijakan sendiri,” kata Kepala Disperindag Provinsi Jawa Timur Tri Widyani kepada koran ini, Selasa lalu (24/5). Tri melanjutkan, Jawa Timur selama ini termasuk sebagai gudang daging. Sehingga, kebijakan baru tersebut akan banyak berpengaruh. Tri menjelaskan, yang menjadikan harga daging mahal adalah permintaan daging sapi yang terus meningkat. Sedangkan bagian tubuh lain seperti tulang menjadi tidak laku. Berdasar kebijakan gubernur Jatim, disperindag berencana mengadakan operasi pasar dalam satu bulan ke depan. Tujuannya untuk menstabilkan harga gula, beras, tepung terigu, minyak, daging, dan telur. ”Rapat disperindag seprovinsi akan segera digelar. Nanti kami akan memantau harga yang pasti,” terangnya. Tri berharap, segera ada keputusan pasti untuk menentukan harga di berbagai komoditi. Agar masyarakat tidak dirugikan dengan harga yang terus melambung jelang Lebaran. Sebab diprediksi, harga beberapa komoditi akan merangkak dalam waktu dekat. Sejauh ini, Disperindag Kota Malang sudah melakukan tiga kali operasi pasar di Kedungkandang. Namun hanya menyorot harga gula. Terkait komoditi lain, Tri masih menunggu petunjuk resmi dari gubernur Jatim. ”Komoditi lain masih tunggu petunjuk. Begitu pula daging,” paparnya. Tri menambahkan, operasi pasar daging tergantung dari kebijakan daerah masing-masing. ”Rupanya gubernur mengarah ke daging juga. Walaupun belum ada keputusan,” pungkasnya.(zya/c1/riq)